tulisan yang bermaksud "Ciptaan Lun Bawang, Tapi'" |
(Arawah Cikgu Meechang Tuei, Mantan Presiden PLBS) |
Perjalanan Pencarian Tapi'
Dan mulailah satu perjalanan yang saya panggil, "To reintroduce and revive Tapi'" ini dengan bermotokan, "Ide te latin, ide te terayen" yang bermaksud, siapa lagi yang yang diharapkan.
Pencarian yang pertama berakhir di sebuah Museum, dan sangat mendukacitakan saya usaha pencarian ini, dan pada tahun 2017, seorang teman yang merupakan seorang yang aktif memperkasakan alata musik tradisional mengetahui bahwa saya mencari Tapi' ini. Dan akhirnya, saya dipertemukan dengan alat Musik 2 "strings" ini di Miri, malah Kanid saya,
Penyerahan Tapi' daripada Saudara Hezekiah merupakan detik bersejarah satu perjalanan pencarian Tapi' ini |
Lun Bawang, ayah ku, Lun Dayeh ibuku...Dua negara satu rumpun
Lun Bawang panggilan diberi kepada suku saya di Sarawak, tetapi di Sabah dan Kalimantan Timur, ia dipanggil sebagai suku Lun Dayeh. Tetapi, dasarnya, asal-usul, bahasa, budaya dan adat resam adalah sama adanya. Jadi, jika saya membahasakan diri saya dari suku Lun Bawang ataupun Tapi' ini alat musik tradisional Lun Bawang/Lun Dayeh...sebenarnya membawa maksud yang sama.
Tapi bentuk dari Lun Dayeh Kalimantan Timur |
Tapi' bentuk dari Lun Bawang Sarawak |
Tapi', dua talinya (Strings), panjang (3-3.5 kaki) dan lurus badannya, lebar hanya 2-3 inchi dan tinggi 3-4 inchi sahaja. Ada perbezaan antara Tapi' yang dihasilkan di Sarawak dan Kalimantan Timur. Dengan kedua "masterpiece" Tapi dari dua negara ini, maka lengkaplah pencarian bentuk asli Tapi' ini.
Perjalanan untuk "To reintroduce and revive' Tapi' ini diteruskan. Dengan adanya
Feridi Dawat |
dan juga Yama Sigar Padan, yang menariknya, dilihat dari segi motif pada Tapi' awal yang telah diserahkan oleh kanid Hezekiah kepada saya, ia adalah hasil kerja Yama Sigar Padan,
Yama Sigar Padan |
Setelah mendapat beberapa maklumat hasil kajian tersendiri, akhirnya, kami mulai menghasilkan Tapi' ini. Dengan harapan ia akan dapat dikongsikan bersama dengan menjual dan memperagakan Tapi' ini di majlis-majlis mahupun perayaan- perayaan tertentu.
Yama Liew Purait |
Penampilan Tapi' di atas Pentas
Persembahan julung kalinya Tapi' dikhalayak ramai ialah di Kuching waterfront setelah kumpulan
musik kami yang dikenali sebagai KGM (Keep Green Movement) Band telah diberi peluang untuk mengadakan persembahan sempena "Kuching Waterfront Night Live, 2018. Dan dalam tahun yang sama, dengan "lampu hijau" dari "Sifu" sape' saya, Mr Eugene Padan Kuek, saya mengiringi beliau yang memetik sape' nya dan saya dengan bermain Tapi',merupakan penampilan Tapi' pertama di pentas yang besar, World Harvest Music Festival, SCV, Kuching dalam tahun yang sama.
Tidak berakhir di situ, saya terus berusaha untuk mencari sebanyak peluang untuk mengetengahkan Tapi' ini sejajar dengan misi tadi. Persembahan Tapi' pertama di luar Kuching ialah di Miri, sempena Miri Sape' Movement Sunset Concert. Penampilan sulung Tapi' di Miri.
Pada awal tahun 2019, penampilan sulung Tapi' di Luar Sarawak, dimana saya dijemput untuk memperagakan Tapi dan Sape' dan dalam masa yang sama membuat persembahan di Sukau Lodge,
Sandakan- Sabah. maka berakhirlah satu penantian dan impian untuk alunan bunyi Tapi' ini diperdengarkan di Lawas, tanah asal Tapi' ini dan juga daru suku kaum Lun Bawang/Lun dayeh ini.
Bersama Cikgu Dolphina Alau sebagai penngacara dan Jerry Sigar di Pentas "Mountain Melody" Long Semadoh, 2019 |
Kesempatan ini saya tidak sia-siakan, sanggup terbang dari Kuching-Miri ke Lawas, dan pacuan empat roda ke Long Semadoh semata-mata menyahut panggilan, "To reintroduce and revive Tapi'" ini. Ekoran daripada misi di Long Semadoh, Lawas, Presiden Persatuan Kebudayaan Lun Dayeh Sabah, Datuk Pengiran Lalung, menjemput saya pula untuk membuat persembahan di Irau Persatuan Kebudayaan Lun Dayeh Sabah, di Sipitang.
Irau Rayeh Lun Dayeh Saabah-Sipitang, 2019 |
Hezekiah sebelah kanan dengan Tapi' dan Saudara Peter LG Balat Tau FM sebelah Kiri dan diiringi penari Busak Ilai di bawah Bimbingan Kanid Serlin Sakai di pentas Irau Aco Lun Bawang Darawak 2019 |
Harapan saya untuk melihat Tapi' ini benar-benar akan diperkenalkan kembali dan dihidupkan seangkatan dengan alat-alat musik traditional yang lain.
Impian saya, ramai yang akan memiliki, mempelajari dan mempersembahkan Tapi' ini di masa-masa yang akan mendatang supaya ini akan menentukan kelangsungan alat musik tradisi ini.
Dan saya percaya, kalau Arwah Cikgu Meechang Tuei masih ada, sudah pasti dia akan sama-sama memastikan harapan dan impian ini tercapai.
Itu lah pendorong utama saya ingin terus
"reintroduce and revive" Tapi' ini.
Terima kasih Guru Meechang...salute!!!
Koleksi Tapi yang siap dibuat dan bebeeapa alat musik Tradisioanl Lun Bawang/Lun Dayeh Pek Bu dan Uni disamping "Rain sound bamboo". |
No comments:
Post a Comment